MERDEKA…!!! Mungkin disaat ini hanya
bisa dipakai sebagai ungkapan untuk perayaan Hari Ulang Tahun Indonesia, saat ini
69 tahun yang lalu bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta
Soekarno-Hatta membacakan teks Proklamasi sebagai tonggak kemerdekaan setelah
dijajah 3.5 abad oleh imperialis Belanda. Beribu bahkan berjuta
pahlawan-pahlawan kita meregang nyawa berjuang mengorbankan jiwa dan raganya
demi sebuah kata MERDEKA.
Kini 69 tahun setelah kata MERDEKA itu
diteriakkan kita masih jauh dari kata merdeka atau mandiri, Indonesia Negara yang
Negara Indonesia subur, kaya, dan
makmur. Air berlimpah, sapi banyak, jeruk apalagi. Kita kaya tetapi miskin
mental. Mental bangsa ini adalah mental import. Mental bangsa yang tidak pernah
percaya diri dengan produk sendiri. Jika kita bisa mengisi perut dengan hasil
dari ladang sendiri? Mengapa harus membeli dan memperkaya orang lain? Padahal
negara kita sendiri masih “miskin” tetapi terus memperkaya negara tetangga. Toh
barang import belum tentu kualitasnya lebih bagus bila dibandingkan dengan
barang dalam negeri. Sebaiknya dipikirkan berkali-kali jika ingin mengimport
produk/makanan yang negara sendiri punya. Kita bisa lihat kasus yang terjadi
saat ini. Masih banyak busung lapar, angka kemiskinan dan kesehatan masih
sangat rendah. Sebenarnya jika kita melihat kembali dari aspek SDA dan SDM,
kita dapat merubah cap “miskin” bangsa kita ini menjadi bangsa yang benar-benar
kaya. Dengan adanya SDA, pasti dibutuhkan SDM untuk mengolah SDA. Dengan
begitu, bukan saja SDA yang dimanfaatkan tetapi SDM juga dimanfaatkan dan jiwa
nasionalisme Indonesia tidak akan pernah mati dibunuh oleh kata import karena
semua kebutuhan dapat dipenuhi sendiri. Jika kita benar-benar menggunakan alam
kita untuk pemenuhan sendiri, bangsa ini tidak akan pernah di cap bangsa yang
tidak mandiri. SDM dan SDA benar-benar dimanfaatkan dan bangsa ini akan
benar-benar bangkit dan merasakan makna kebangkitan nasional.
Banyak kalangan yang menyatakan bahwa Indonesia masih belum
merdeka. Masih dijajah oleh yang namanya kapitalisme asing. Mungkin pendapat
itu ada benarnya atau pendapat itu memang benar.
Coba perhatikan! Di masyarakat sekarang apa yang berbau-bau asing
atau produk dari perusahaan asing itu yang sudah dianggap benar atau baik. Dari
pakaian, gaya hidup, makanan, minuman, arsitek rumah, dan lain-lain. Bahkan
tanpa sadar bahwa demokrasi yang selama ini yang kita agung-agungkan juga
berbau asing.
Dan kapitalisme adalah sistem terselubung asing dalam menguasai suatu bangsa. Perhatikan lagi produk-produk yang beredar di masyarakat! Tanpa disadari semuanya produk dari perusahaan asing atau perusahaan asing yang buka usaha di indonesia. Sumber daya alam yang seharusnya dikuasai sepenuhnya oleh negara, telah dikuasai oleh fihak-fihak asing.
Ekonomi dikuasai oleh segelintir orang. Rakyat dijadikan budak mesin yang harus bekerja keras 24 jam. Harus bayar cicilan ini, cicilan itu. Harus bayar biaya sekolah anak yang tidak murah harganya. Belum lagi lewat iklan di televisi kita dirayunya untuk sesuatu yang sebenarnya kita perlukan.
Dan kapitalisme asing sekarang ternyata lebih kejam dari penjajahan belanda. Coba pikirkan! Pemerintah Belanda dulu hanya menjajah tanah bangsa Indonesia, yang mana tanah tersebut dijadikan perkebunan, ditanami teh, kopi, rempah-rempah dan lain-lain. Lalu hasilnya dijual Belanda ke pasar internasional.
Dan kapitalisme adalah sistem terselubung asing dalam menguasai suatu bangsa. Perhatikan lagi produk-produk yang beredar di masyarakat! Tanpa disadari semuanya produk dari perusahaan asing atau perusahaan asing yang buka usaha di indonesia. Sumber daya alam yang seharusnya dikuasai sepenuhnya oleh negara, telah dikuasai oleh fihak-fihak asing.
Ekonomi dikuasai oleh segelintir orang. Rakyat dijadikan budak mesin yang harus bekerja keras 24 jam. Harus bayar cicilan ini, cicilan itu. Harus bayar biaya sekolah anak yang tidak murah harganya. Belum lagi lewat iklan di televisi kita dirayunya untuk sesuatu yang sebenarnya kita perlukan.
Dan kapitalisme asing sekarang ternyata lebih kejam dari penjajahan belanda. Coba pikirkan! Pemerintah Belanda dulu hanya menjajah tanah bangsa Indonesia, yang mana tanah tersebut dijadikan perkebunan, ditanami teh, kopi, rempah-rempah dan lain-lain. Lalu hasilnya dijual Belanda ke pasar internasional.
Sedangkan Kapitalisme sekarang telah menjajah nusantara secara
menyeluruh. Beda dengan Belanda yang hanya menjajah tanah atas, kapitalismen
sekarang menyikat apa yang ada di dalam tanah. Timah, besi, emas, batubara, dan
lain-lain.
Belanda tidak menjajah sosial dan agama. Kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak dibubarkan dan dirampas. Raja-rajanya tidak dibunuh. Saat itu aturannya, semua kerajaan di nusantara di bawah kerajaan belanda. Sejarah yang tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah. Jika Belanda menghancurkan semua kerajaan di Nusantara, maka kita tidak tidak akan kenal kerajaan-kerajaan yang ada di daerah kita masing-masing. Seperti jogja, banjar, mataran, dll. Malah demokrasi sekarang ini membuat kerajaan-kerajaan menjadi menghilang.
Belanda tidak menjajah sosial dan agama. Kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak dibubarkan dan dirampas. Raja-rajanya tidak dibunuh. Saat itu aturannya, semua kerajaan di nusantara di bawah kerajaan belanda. Sejarah yang tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah. Jika Belanda menghancurkan semua kerajaan di Nusantara, maka kita tidak tidak akan kenal kerajaan-kerajaan yang ada di daerah kita masing-masing. Seperti jogja, banjar, mataran, dll. Malah demokrasi sekarang ini membuat kerajaan-kerajaan menjadi menghilang.
Sistem kapitalisme sangat pintar, mereka ciptakan satu
sistem yang membuat rakyat Indonesia dijadikan bangsa yang konsuntif dan boros.
Otak kita ini telah dicuci, sehingga kita tidak tahu lagi yang benar. Otak
terputar 180 derajat. Sesuatu yang seharusnya baik, kini kita anggap tidak
baik. Sedang sesuatu yang seharusnya tidak baik, kita anggap sesuatu yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar